The Last Guardian: Sebuah Kisah Persahabatan yang Indah

The Last Guardian adalah game petualangan aksi yang dikembangkan oleh Japan Studio dan genDESIGN, dipimpin oleh sutradara terkenal Fumito Ueda. Game ini dirilis pada Desember 2016 untuk PlayStation 4, setelah lebih dari satu dekade dalam pengembangan. The Last Guardian dikenal karena ceritanya yang menyentuh, atmosfernya yang mendalam, dan hubungan emosional antara protagonis utama dan makhluk besar bernama Trico.

Baca Juga : LittleBigPlanet 3: Kreativitas Petualangan Penuh Warna

Latar dan Cerita

The Last Guardian mengikuti kisah seorang anak laki-laki yang terbangun di sebuah reruntuhan kuno tanpa mengetahui bagaimana ia sampai di sana. Di dekatnya, ada makhluk raksasa yang terluka dan dirantai, bernama Trico. Trico adalah makhluk yang terlihat seperti campuran antara burung, kucing, dan anjing. Meskipun pada awalnya bersikap waspada, anak laki-laki dan Trico segera membentuk ikatan yang kuat dan bekerja sama untuk melarikan diri dari reruntuhan yang misterius ini.

Cerita game ini disampaikan dengan cara yang minim dialog, mengandalkan visual dan interaksi antara karakter untuk menggambarkan hubungan yang berkembang antara anak laki-laki dan Trico. Sepanjang permainan, pemain mempelajari lebih banyak tentang dunia yang ditinggali karakter-karakter ini, serta sejarah dan nasib tragis yang melibatkan Trico dan makhluk sejenis lainnya.

Gameplay dan Desain

Gameplay The Last Guardian berfokus pada elemen eksplorasi, pemecahan teka-teki, dan kerjasama antara anak laki-laki dan Trico. Pemain mengontrol anak laki-laki, sementara Trico dikendalikan oleh AI yang dirancang untuk meniru perilaku binatang nyata. Meskipun terkadang Trico mungkin tampak tidak patuh, hal ini justru menambah rasa otentik dalam hubungan antara manusia dan binatang.

1. Interaksi dengan Trico: Salah satu aspek gameplay yang paling unik adalah interaksi dengan Trico. Pemain harus belajar berkomunikasi dengan Trico, memberi perintah, dan membimbingnya melalui lingkungan yang rumit. Trico memiliki perilaku yang sangat realistis, terkadang menunjukkan rasa ingin tahu, ketakutan, atau keengganan, yang memerlukan pendekatan sabar dari pemain.
2. Pemecahan Teka-teki: Teka-teki dalam The Last Guardian sering kali melibatkan kerja sama antara anak laki-laki dan Trico. Pemain harus mencari cara untuk menggunakan ukuran dan kekuatan Trico untuk mencapai area yang sulit dijangkau atau mengatasi rintangan. Teka-teki ini dirancang dengan cermat untuk mendorong pemain memikirkan cara-cara kreatif untuk maju.
3. Eksplorasi Lingkungan: Dunia The Last Guardian dipenuhi dengan reruntuhan kuno, lorong-lorong sempit, dan ruang terbuka yang luas. Pemain didorong untuk menjelajahi lingkungan ini, dengan pergerakan yang terkadang terasa lambat dan disengaja, menambah rasa misteri dan ketegangan saat mengungkap rahasia dunia ini.
4. Kontrol dan Kamera: Meskipun game ini mendapat pujian untuk desain dan ceritanya, beberapa pemain dan kritikus mencatat bahwa kontrol dan kamera bisa terasa canggung atau sulit diatur, terutama saat berinteraksi dengan Trico dalam lingkungan yang sempit. Namun, bagi banyak pemain, tantangan ini menjadi bagian dari pengalaman unik yang ditawarkan game.

Visual dan Suara

The Last Guardian memiliki gaya visual yang indah, dengan estetika yang unik dan atmosfer yang mendalam. Desain Trico sangat detail dan realistis, dari bulu hingga gerakannya, menciptakan kesan bahwa Trico adalah makhluk hidup yang sebenarnya. Lingkungan dalam game, meskipun kadang-kadang tampak suram dan terlantar, memiliki keindahan tersendiri yang memikat pemain untuk terus menjelajahi dunia yang penuh misteri ini.

Musik dalam The Last Guardian sangat efektif dalam menambah emosi dan suasana hati dalam game. Soundtracknya disusun oleh Takeshi Furukawa dan menampilkan orkestra yang mengiringi momen-momen penting, meningkatkan kesan epik dan emosional dari perjalanan anak laki-laki dan Trico.